Sabtu, September 22, 2007

Irama musik ku

telingaku bukan telinga manja
yang butuh suguhan alunan tembang kenangan
telingaku bukan telingga manja
yang mau mendengarkan lagu-lagu melankolis
telingaku bukan telinga manja
yang bisa menikmati bahasa yang membuai

karena telingaku adalah telinga pilihan
yang sudah ditempa untuk tidak mendengar musik buaian

karena telingaku adalah telinga pilihan
yang bosan mendengar kalimat-kalimat penuh retorika.

karena telingaku adalah telinga yang keras
maka yang dibutuhkan alunan musik yang menghentak-hentak
musik milik Wagner, Milik Mozzart, milik Rock and Roll.

maka aku buth pemimpin yang punya telinga keras
berani menghentak-hentak melihat ketidak adilan
berani ambil sikap melihat korupsi
berani bertanggung jawab terhadap kesalahan.

irama musik bung Karno yang telah hilang
yang menhentak "Go to Hell Capitalisme"
irama musik Gusdur yang telah lenyap
yang mendobrak kemapanan birokrasi.

bukan tembang irama
yang ingin bernostlgia ditengah kemiskinan sekarang.