Senin, Maret 24, 2008

Filsuf pemurung


Kesan bergelimpangan kekayaan akibat mewarisi harta orang tuanya, hidup mewah, tinggal dirumah yang besar dikelilingi wanita-wanita cantik seolah-olah semuanya serba menyenangkan. tapi ini tidak berlaku bagi seorang Filsuf asal Danzig yang terkenal pemurung, Arthur Schopenhauer (1788-1860).

Schopenhauer yang oleh Roberto Benigni dalam Filmnya Life Is Beautiful digambarkan sebagai "penyihir", dilahirkan sebagai anak tunggal dari seorang bankir dan saudagar kaya. Ia memijakkan filsafatnya dari pemikiran Emanuel Kant (Filsuf asal Jerman yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern) yang berpandangan bahwa jangkauan pengetahuan kita hanya sebatas pada sesuatu fenomena saja, sedangkan realitas yang sesungguhnya (das ding an sich) tersembunyi disuatu tempat dan tetap tidak dikenali. dengan kata yang lebih sederhana, apa yang kita ketahui tentang manusia sesungguhnya bukan manusia yang sebenarnya tetapi gagasan wujud atau sosok manusia, bukan pohon tapi gagasan kita tentang pohon, bukan kambing tetapi gagasan kita tentang kambing. jadi yang kita alami ini adalah dunia gagasan, dunia fenomenal. lalu dimana dunia yang real? dunia yang sesungguhnya yang bersembunyi dibalik fenomena ini? menurut Kant, Benda tidak bisa diketahui. dari situlah kemudian Schopenhauer mencari lebih jauh tentang realitas dibalik fenomena benda. menurutnya fenomena tentang prilaku, fenomena tentang alam, gagasan tentang benda-benda semuanya digerakan oleh keinginan-keinginan atau kehendak untuk hidup.

sebenarnya aku tidak ingin menuliskan pemikiran Schopenhauer disini, karena aku sendiri sudah lupa tentang "kehendak" lebih jauh. lupa karena sudah 8 tahun tidak pernah membaca buku filsafat dan lupa karena pada saat belajar filsafat pengetahuan ku masih sangat dangkal. dengan kata lain aku lebih sering mbolos kuliah daripada berada di perpustakaan atau ruang belajar dengan tekun seperti teman-temanku di STF pada umumnya. tetapi yang menarik dan melekat dalam ingatanku justru kisah kehidupan dari sosok filsuf ini.

Sejak kecil Scopenhauer sudah dimanja oleh orangtuanya yang kaya raya, namun sejak usia belasan tahun Dia sudah sangat pesimis dengan kehidupan, karena sejak usia muda dia merasa tersentak terhadap pahitnya kehidupan, dia melihat berbagai penyakit, dan penderitaan lainnya yang dialami manusia, lebih-lebih tidak lama kemudian Dia ditinggal mati ayahnya karena bunuh diri.
Namun meski pendidikannya dimulai dari bisnis dan perdaganga, sesuai keinginan ayahnya, Scopenhauer akhirnya bisa mendalami filsafat dan akhirnya berkat pengetahuannya, Dia diangkat menjadi dosen di Universitas Berlin. di universitas inilah sosok Scopenhauer memperlihatkan kesombongannya, Dia merasa lebih hebat dari Hegel. untuk membuktikan kehebatannya dibanding dengan Hegel, dia menantang Hegel dengan cara mengambil jam kuliah yang sama pada saat jam Hegel memberi kuliah. dampaknya ialah ruang kelas Scopenhauer kosong sementara Hegel lebih banyak pendukungnya. karena itulah dia mulai meninggalkan universitas untuk selamanya.

Scopenhauer hidup membujang, tapi dirumahnya yang besar dia bersenang senang dengan gonta-ganti wanita meski tidak ada satupun yang dinikahinya, dia banyak membuat tulisan dan dijadikan buku lalu diterbitkan, karena bukunya tidak laku, maka dia memborong bukunya sendiri ke toko-toko supaya terlihat seolah-olah buku yang dia tulis habis dibeli orang.
selama kehidupannya, dia merasa ketakutan yang hebat, meski menjadi orang yang kaya karena warisan, Scopenhauer merasa seolah-olah dia terancam, setiap hari dia selalu menaruh pistol disamping tempat tidurnya. teman-temannyapun tak banyak karena dia tidak suka bergaul. berkawan baginya hanya buang-buang waktu saja. maka semasa hidupnya satu-satunya temannya adalah seekor anjing Pudel.

Scopenhauer, sosok pemikir yang mewarisi kekayaan orang tuanya yang melimpah tetapi hidupnya tidak bahagia. karya-karyanya juga baru diakui setelah dia meninggal dunia.

namun Scopenhauer tidak sendri karena banyak orang yang dihargai setelah kematian menjemputnya.

Minggu, Maret 02, 2008

Ilahi

Menuding jari pada keilahian
mengupas kelopak demi kelopak kebenaran
mencicip sari keindahan
namun tiada juga asa sang ada
karena Sang ada bersemayam didalam jiwa.