
Langit adalah batas pandang manusia yang tidak terbatas. layaknya sebuah langit kadang tampak biru, tenang, tentram, stabil tiba-tiba bisa bergolak dengan awan yang pekat dan kabut menutup lazuardi yang indah. begitulah pikiran manusia. tiada batas, kadang begitu runut dan sistematis, tapi kadang bergolak. Langit Kata-Kata, adalah catatan personal. yang bisa menampung semua ide, Refleksi, pikiran dan catatan harian yang selalu bersliweran untuk sebuah pertanyaan dan perjalanan hidup.
Selasa, Oktober 07, 2008
Sabtu, Mei 03, 2008
Gus Dur di PKB dan Indonesia

Beberapa hari ini aku banyak membuka detik.com sekedar mengikuti berita tentang konflik internal di PKB. bagiku, sama seperti PAN di Muhamadiyah, PKB adalah partai yang memiliki bassis yang jelas sejak dideklarasikan yaitu bassis massa NU. namun yang lebih menarik lagi, bukan lantaran sepak terjang partainya tetapi peran Gus Dur yang dominan dalam permainan politik didalamnya.
Namun di PKB konflik internal sering terjadi. sebut saja konflik internal antara pimpinan PKB dan Gus Dur, sejak mulai Matori Abdul jalil, Alwi Sihab, Saifulloh Yusuf , dan sekarang dengan keponakannya sendiri yaitu Muhaimin Iskandar. banyak orang yang menunjukkan jarinya ke sosok Abduraman Wahid atau Gus Dur sebagai sumber konflik di tubuh PKB. kepemimpinan yang Otoriter dan sikap keras Gus Dur lah yang dianggap sebagi biang keroknya. Sebagai ketua dewan Syuro PKB dan deklarator, Gus Dur akan dengan mudah memecat siapa saja yang dianggap tidak loyal dan bersebrangan secara politik di PKB.
Gus Dur yang ku kenal lewat media, banyak dijadikan tonggak sejarah perjuangan demokrasi di indonesia. dibawah pemerintahan Orde Baru yang di jalankan oleh mesin politik GOLKAR dan Suharto, sosok Gus Dur adalah salah satu orang yang paling sulit ditaklukan. beberapa konflik internal di tubuh NU yang diciptakan dari luar untuk merongrong kekuatan Gus Dur dari perannya selalu kandas oleh kekuatan massa Nahdiyin. Gus Dur mendapatkan dukungan yang penuh dari arus bawah.
diluar itu semua peran Gus Dur untuk melindungi kaum minoritas yang disingkirkan secara sosial dan politik di jaman Orde baru hingga saat ini juga sangat besar. Ia adalah sosok yang berani pasang badan sebagai benteng kekuatan dari kesewenang-wenangan kelompok mayoritas entah yang mengatasnamakan agama ataupun suku. dan perjuangan itulah yang saat ini bisa menghantarkan kelompok-kelompok minoritas seperti kelompok Tionghoa dan kelompok agama kristen (katolik) yang selama kekuasaan ORDE BARU di pinggirkan menjadi bagian dan setara dengan kelompok lainnya.
Pada tahun 2001 Gus Dur diangkat menjadi Presiden ke empat menggantikan BJ Habibie. disinilah sosok Gus Dur Makin dikenal dikalangan masyarakat. Tanpa ada kompromi dengan birokrasi ditingkat elit penguasa, Gus Dur menggunakan wewenangnya sebagai presiden untuk membuka gembok demokrasi di Indonesia yang sebelumnya dianggap tabu oleh orde baru, Gus Dur tidak segan-segan menghabisi karir politik orang-orang yang dianggap pecundang dipemerintahannya. Karena sikapnya yang tanpa kompromi dan kurang perhitungan inilah Gus Dur menciptakan banyak musuh. baik dikalangan kelompok keagamaan yang sering bersebrangan dengan Gus Dur maupun dikalangan birokrat yang terancam eksistensinya oleh seorang Gus Dur. Bahkan Gus Dur juga mendapat perlawanan dari kelompok tentara yang dimasa Gus Dur wewenangnya banyak dipangkas. maka tak heran bahwa kemudian kelompok ini beramai-ramai mengeroyok Gus Dur dengan berbagai macam cara, mulai dari Isu korupsi yang dikenal sebagai Bulog Gate, rekayasa tentang perselingkuhan Gus Dur hingga tentang wacana bahwa bangsa ini adalah bangsa buta yang bisa memilih serang pemimpin yang buta. dan akhirnya dengan kekuatan musuh yang makin menguat, Gus Dur dilengserkan sebagai presiden.
Berbeda dengan mantan Presiden lainnya yang setelah jabatannya selesai sosoknya pun dianggap selesai dan hilang dari media dan hingar bingar politik, sosok Gus Dur tidak lantas habis. Gus Dur masih tetap berada sebagai sosok yang dibutuhkan untuk memperjuangkan demokrasi. Gus Dur masih setia berkeliling di masyarakat dari satu pesantren kepesantren lainnya untuk membuka wacana dan mensosialisasikan prinsip-prinsip demokrasi dan politik moral yang harus dibangun di Indonesia. dan pada tahun 2004 Gus dur mencalonkan diri untuk ikut sebagai calon presiden. tetapi sayang pencalonannya ditolak karena faktor kesehatannya. Namun karena sikap Gus Dur yang tidak mau menerima begitu saja di perlakukan diskriminatif, Gus Dur melakukan perlawanan. namun toh tetap saja Gus Dur disingkirkan dengan keterbatasan fisiknya. Beberapa diantaranya membuat issu politik bahwa Gus Dur sudah Gila.
Pada Pemilu yang akan datang tahun 2009, Gus Dur jauh hari sudah mendeklarasikan diri bahwa Ia akan tetap maju sebagai seorang calon presiden. dan lagi-lagi sosoknya yang keras, tidak mau dihalangi lagi untuk tetap bisa maju. bahkan pemilu masih satu tahun lagi, Gus Dur sudah kembali memecat Muhaimin Iskandar dari ketua PKB karena dianggap akan menjegal Gus Dur pada Pemilu yang akan datang. dan lagi-lagi Gus Dur harus berhadapan dengan kadernyanya sendiri yang kian menyeret dua kekuatan di PKB, yaitu PKB pro Gus Dur dan PKB pro Muhaimin keranah konflik yang belum berujung. Entah sampai kapan.
meskipun aku tidak pernah bertemu langsung dengan sosok Gus Dur, aku sangat yakin bahwa Gus Dur sudah bisa menghitung tentang pemilihan presiden yang akan datang, menghitung betapa kekuatan lawan akan menghalanginya untuk maju, menghitung perolehan suaranya yang tidak mungkin akan menang. namun lebih dari soal kalah menang Gus Dur tidak mau diperlakukan diskriminasi dalam berpolitik. Gus Dur akan tetap memperjuangan moral dalam berpolitik, karena andaikan itu terjadi pada diriku, ditolak karena ada cacat pada bagian fisikku, akupun akan melakukan cara untuk diakui setara.
dan Sadar atau tidak, konflik yang terjadi mengelilingi Gus Dur selama ini menurutku adalah bagian dari sebuah sekenario yang besar yang selalu dibuat untuk menghabisi Sosok Gus Dur beserta kekuatannya. kekuatan Massa Nahdiyin yang selama bertahun-tahun memiliki kultur santri yang santun dalam berpolitik dan memiliki kekuatan "guyub" dalam menyelesaikan masalah bersama-sama kali inipun di uji untuk mampu menyelesaikan konflik internal secara elegan.
jadi lihat lah dengan hati yang jernih dan kita yang masih muda semoga belajar dari banyaknya kekalahan Gus Dur dalam sebuah permainan kekuasaan. namun Gus Dur tidak akan mati. bahkan karyanya akan disadari dan makin berbuah kelak jika Gus Dur sudah tiada. seperti sebuah biji gandum yang akan tumbuh dan berbuah jika bijinya mati.
Gus Dur memang sakit, tetapi jika kita waras kita harusnya ikut menjaga agar Dia tidak makin sakit demi sebuah perjuangan untuk demokrasi yang tidak berujung.
Senin, April 28, 2008
Air Menyala
Krisis minyak dunia yang terjadi belakangan ini seharusnya tidak membuat Indonesia khawatir atau cemas, pasalnya di negri yang gemah ripah lohjinawi ini, tongkat kayu dan batu jadi tanaman dan yang paling menguntungkan entah bagaimana caranya, air yang ada di Bumi pertiwi ini pun bisa menyala.
jadi seharusnya pemerintah kita bisa tidak hanya megubah penggunaan kompor berbahan bakar minyak tanah menjadi kompor berbahan bakar gas supaya bisa mengurangi subsidi, tapi menurutku akan lebih baik dan lebih ngirit lagi konversi kompor dari berbahan bakar minyak tanah bisa diubah menjadi bahan bakar air. mengirit karena persediaan air di Indonesia masi melimpah (lihat saja di jakarta air selalu menggenangi romah-rumah penduduk hingga diatapnya, bahkan saking banyaknya airpun tidak bisa di bendung untuk tidak menggenangi sekitar Istana President). lebih dari itu bahkan Pemerintah bisa bisa mendapatkan pundi-pundi uang yang melimpah karena bisa mengeksport air ka Amerika, atau China yang daya tampung bahan bakar untuk industrinya sangat tinggi. Wah tentu Bangsa Indonesia bisa jadi bangsa yang kaya raya. dampaknya "mungkin" bisa membawa kebaikan bagi pemimpin Indonesia yang tidak perlu korupsi lagi, karena dari pada mengambil uang dari 200 juta masyarakat, lebih baik jualan air saja. meskipun ini hanya harapan saja karena tetap saja mentalitas pemimpin kita mentalitas yang korup dan lebih baik disumpahi oleh 200 juta orang tapi bisa "nggaya" : pakai mobil bagus, sewa apartement yang bagus, makan direstoran yang bagus dan cari istri simpanan yang bagus, serba baguslah supaya tetap bagus dimasyarakat dari hasil korupsinya bisa disumbangkan untuk membangun gereja atau rumah ibadat. dari pada hidup pas-pasan sebagai pemimpin bila tetap mengandalkan gajinya sebagai pegawai negri saja.
meskipun aku tidak pernah bisa membuktikan secara ilmiah, karena sudah kucoba berkali-kali menyalakan air, toh selalu gagal. dari sisi fisika pun mungkin sudah pernah ada yang menyelidiki tapi belum terbukti secara ilmiah, meskipun demikian setiap saat kita bisa dengar "air menyala" dimana-mana.
Suatu hari, seorang teman sedang memperbaiki pompa air yang rusak. tentu saja teman ku yang teknisi itu berkonsentrasi memperbaiki mesin dan aku ditugaskan di bagian yang melihat aliran air dari kran di kamar mandi. "Gimana.. Air sudah nyala belum Yo.." teriak teman ku tersebut.
hampir setiap pagi menjelang mandi dan beraktifitas temanku bertanya "airnya sudah nyala belum?" sambil mengotak-ngatik pompa yang sudah uzur supaya mampu menarik air dari dasar sumur bor sedalam 15 meter di jakarta.
setiap hari kakaku sealu teriak "airnya dimatikan Nah" perintahnya ke seorang pembantunya yang baru datang 3 bulan lalu dari kampung. "memang si Inah paling sering kalau nyalakan air, lupa mematikan" "apa dia tidak tahu ya kalau biaya PAM tiap hari melonjak" celoteh kakakku yang akrab kudengar.
korban kebakaran pasar Turi, Surabaya menolak pemadaman api dari mobil pemadam kebakaran, karena mereka yakin bahwa api yang memberangus kios mereka akan semakin berkobar bila disiram air dari tangki pemadam kebakaran. "Iya ialah, itu kan kebakaran memang disengaja oleh pemerintah biar kita mau direlokasi, nah didalam tengki air Pemadam Kebakaran itu sudah diisi bensin, jadi bukannya tambah mati, malah apinya tambah besar" teriak seorang pedagang sambil emosi.
aku paling sewot bila diminta "menyalakan air" dan selalu ku jawab: "TIDAK BISA". tapi bila yang memberi perintah Boss ku atau Bokapku yang mulai melotot karena dianggap tidak patuh, segera kuralat "iya ya airnya akan segara ku alirkan" dan akupun segera mencolokkan kabel pompa air kedalam colokan listrik yang segera disambut dengan suara jengggggg tanda bahwa pompa air itu berfungsi dengan baik. tak lama kemudia terdengar suara gemericik didalam kamar mandi, tanda bahwa airnya sudah mengalir karena segera terdengar senandung kecil dari dalam kamar mandi. Bossku memang begitu, Dia paling suka mandi sambil bersenandung karena guyuran air yang dingin bisa mengurangi beban yang penat dalam rutinitas hidup. bayangkan bila airnya tidak mengalir tapi menyala, bukan rasa segar atau senadung merdu khas kamar mandi yang ku dengar tapi jeritan menyayat dari Boss yang terpanggang.
Air "mati", Air "Menyala" adalah kalimat yang salah kaprah, kalimat yang salah namun sudah mendapat pembenaran dalam masyarakat kita. dalam kamus besar bahasa indonesia, kata mati menunjukan arti sesuatu benda yang bisa bertumbuh, berkembang atau hidup, sementara menyala, dari akar kalimat Nyala, menunjukkan sesuatu yang bisa terbakar.
jadi apakah air bisa menyala?
aku masih menunggu jawaban dari ahli-ahli fisika yang bisa menjelaskan karena akupun tidak tahu, yang kutahu bahwa air itu mengalir, bukan menyala. air tidak bisa hidup maka tidak perlu mati.
Selasa, April 22, 2008
Menunggu Waktu
fajar yang dulu sama-sama kami jaga dalam putaran waktu,
"lelah" katanya "menjaga fajar yang tak usai tiba"
"lebih baik aku menuju senja tanpa fajar"
bagi kami, fajar adalah harapan
dimana setia detik terasa menyiksa
menorehkan makin banyak kenangan luka
melelehkan harapan masa depan yang telah diangan
yang pada malam telah diganti kesuraman yang tak berujung
namun fajar yang diharap tak juga beranjak tiba
dia hanya mampu mengutus penjaga malam untuk menjanjikan
bahwa pagi besok fajar akan hadir dalam semburat sinar yang cerah
pasti, kata sang penjaga, sungguh pasti kali ini fajar pasti datang
ucapan yang sama persis sejak usia kami masih kanak-kanak
kini usiaku yang beranjak ke 30 tahun tetap menunggu fajar
tanpa berani beranjak meninggalkannya meski luka kian merambat ke urat
sahabatku telah menuju senja yang mendapatkan kembali malam
namun aku tetap berharap untuk mendapat fajar menuju terang
layaknya Celoteh para Nabi dan martir
Tuhan akan datang! Tuhan Pasti Datang!
meski diusia abad yang makin tua
Tuhan tak kunjung tiba
bagai malam yang tak berujung
karena Tuhan telah lupa meng"Ada"
Kamis, April 10, 2008
Ayat-ayat Cinta & SBY

"Sebuah film dikatakan berhasil apabila mampu menghadirkan pesan yang hendak disampaikan dalam sebuah realitas, Ayat-ayat Cinta berhasil menghadirkan pesan bagi penontonnya karena saya sempat menitikkan air mata". Begitulah kira-kira pernyataan Presiden RI yang ke Enam Susilo Bambang Yudhoyono setelah menonton sebuah Film yang di ambil dari buku Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy
Seperti biasa, rasanya sayang untuk merogoh kocek minimal Rp. 50,000 untuk sebuah film indonesia yang diputar di bioskop. lho koq Rp. 50,000? iya harga tiket paling murah 17,500 untuk satu orang, biasanya tidak mungkin nonton hanya sendiri karena tidak enak bila menikmati sebuah karya film tanpa mendiskusikan apa yang baru saja dilihat, jadi mau tidak mau harus mengajak teman dimana harus mengorbankan 17,500 lagi dari ujung kantong. lalu 17,500 + 17,500 kan hanya 35,000. tentu masih ada 15,000 bisa jadi 2 alternatif, jika naik taksi bisa langsung habis, tapi kalau rela berdesak-desakan di angkot dan mau ikut koboi-koboian khas sopir metro mini no.47 jurusan pondok kopi-senen, maka masih ada sisa uang 10,000 yang bisa mebuat suasana makin romantis bila dijadikan sebungkus pop corn untuk dinikmati saat nonton berdua. syaratnya tentu jelas yang diajak nonton adalah mahluk yang berbeda jenis kelamin, namun itupun masih ada kekurangannya karena dengan 50,000 yang bisa dapat 2 karcis, plus tarnsport metromini dan sebungkus pop corn yang bisa membuat aku banyak menelan ludah karena seret tanpa minum pepsi atau coca cola gaya anak muda kalau sedang nonton.
Hari ini adalah hari terakhir aku berada di jakarta setelah selama 34 hari cuti kerja kepanjangan. ya kali ini cutiku kepanjangan karena pekerjaan prorek pengadaan Gensets untuk PLN Timor Leste sudah selesai tanggal 7 Maret yang lalu. uang sebanyak 1,6 juta USD pun sudah digelontorkan kerekening perusahaan, jadi aku sudah kehabisan tenaga untuk berlama-lama di Dili. sejak tanggal 8 Maret aku sudah di jakarta, rasanya seperti berada di dunia yang baru setelah 4 bulan berada di timor leste, ya dunia dengan peadaban yang penuh hati bila sedang berkumpul dan menhabiskan waktu dengan keluarga, teman, dan Aan. satu-satunya perempuan yang sudah hampir 10 tahun ku pacari.
hari ini, setelah jam 5 sore (jam pulang kantor Aan), dengan mobil starlet milik kakakku yang kupinjam, aku meluncur dari Gedung Pahala ke Atrium untuk bertemu kekasihku. belakang gedung Pahala ada satu ruangan favorit yang biasa aku jadikan rumah kedua jika di jakarta, malah biasanya menjadi rumah utama, karena disitulah markas Penerbitan Fresh Book dan toko buku Online bersusuh. Penerbitan yang sejak tahun 1999 dipelopori oleh Syafiq teman kuliahku dulu di Filsafat Driyarkara. Syafiq dan aku membangun penerbitan yang tidak juga beranjak dewasa karena berbagai faktor. namun yang jelas sudah hampir 10 tahun penerbitan itu berjalan hingga kini tidak sampai tumbang seperti layaknya pohon-pohon dijakarta yang bertumbangan bila di terpa hujan dan angin yang deras. dan sekarang sejak satu tahun lebih aku melalang buana sebagai relawan di Aceh, Jogja dan memilih kerja di Timor Leste, penerbitan ini sudah bisa punya devisi toko buku online yang semua dijalankan hanya oleh syafiq semata, satu-satu teman yang kata dunia perwayangan sebagai gatot kaca, otot kawat balung wesi. sungguh temanku ini memang bertulang besi dan berotot kawat karena sampai kini belum ada daging yang mau bertengger di tubuhnya apalagi lemak.
Tidak Ada Pilihan
setelah sepanjang sore menhabiskan waktu bersama Aan. bergandengan dari mulai di toko buku Gunung Agung, melihat-lihat buku, membolak-mbalik majalah, dan berhenti lama di sudut rak yang ada label Hoby untuk melihat buku bertanam cabe, ya karena selama aku di jakarta, aku menanam 150 batang cabe dalam polyback, semenjak harga cabe mencapai 40,000/kg bahkan beberapa hari terakhir tembus ke 70,000/ kg.
dari toko Buku dan tetap bergandengan kadang sedikit berpelukan, karena ditempat umum, kami berjalan di lantai 3 Mall Atrium kami pindah ke lantai 4 sambil berdiskusi hampir 15 menit menentukan mau makan apa. akhirnya diputuskan untuk makan di restoran dari malang yaitu karapitan. setelah sudut-sudut perut terisi penuh dengan berbagai makanan mie bakso, es teler dan soda. gelambir lemak yang sudah berlipat tiga makin kelihatan anggun bergoyang-goyang karena sudah pasti lemak-lemak dalam perut akan bertambah, kami kembali bingung mau ngapain lagi? jalan2 sudah bosan, makan sudah, mau pulang rasanya masih terlalu sore karena waktu di Hp baru menunjukan pukul 20.30. maka kami memutuskan untuk nonton di Bioskop.
tanpa tahu jadwal film yang mau diputar karena pilihan menonton didasari pertama-tama karena ogah pulang terlalu sore dan masih ingin melanjutkan kebersamaan sebelum besok kami puasa jumpa selama 3-4 bulan. dan satu-satu film yang baru saja lima menit di putar adalah Ayat-ayat Cinta. maka tanpa berpikir lebih lama lagi segera kutentukan tempat di bangku yang paling belakang nomor urut 3 dan 4 dari jalan sebelah kiri. uang sebesar 50,000 yang ada di tanganku sudah berpindah tangan lewat lobang loket dan di ganti dengan dua buah tiket serta recehan lecek 15,000.
Plot Yang Bagus
Membelalakan mata didepan layar lebar selama hampir satu setengah jam lamanya mendapatkan suguhan yang membuat hatiku galau. bagaimana tidak. Film Ayat-ayat Cinta seperti ini kah yang bisa membuat Presiden ke Enam RI menitikan air mata? sungguh ironis. aku sendiri menyaksikan film Ayat-ayat cinta dengan gemas sampai kadang-kadang ngedumel. harusnya begini, harusnya begitu, setingannya gak seperti itu, ceritanya tidak sekuat apa yang digambarkan oleh Habiburrahman El Shirazy dalam novelnya. melihat aku yang gelisah, segera Aan membisikan sesuatu "Mas ini lebih baik koq ketimbang Sinetron di SCTV" lalu aku terdiam melanjutkan tontonan sambil merenungkan kalimat terakhir kekasihku.
Fahri, dalam Buku Ayat-ayat Cinta merupakan tokoh utama
Senin, Maret 24, 2008
Filsuf pemurung

Kesan bergelimpangan kekayaan akibat mewarisi harta orang tuanya, hidup mewah, tinggal dirumah yang besar dikelilingi wanita-wanita cantik seolah-olah semuanya serba menyenangkan. tapi ini tidak berlaku bagi seorang Filsuf asal Danzig yang terkenal pemurung, Arthur Schopenhauer (1788-1860).
Schopenhauer yang oleh Roberto Benigni dalam Filmnya Life Is Beautiful digambarkan sebagai "penyihir", dilahirkan sebagai anak tunggal dari seorang bankir dan saudagar kaya. Ia memijakkan filsafatnya dari pemikiran Emanuel Kant (Filsuf asal Jerman yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat modern) yang berpandangan bahwa jangkauan pengetahuan kita hanya sebatas pada sesuatu fenomena saja, sedangkan realitas yang sesungguhnya (das ding an sich) tersembunyi disuatu tempat dan tetap tidak dikenali. dengan kata yang lebih sederhana, apa yang kita ketahui tentang manusia sesungguhnya bukan manusia yang sebenarnya tetapi gagasan wujud atau sosok manusia, bukan pohon tapi gagasan kita tentang pohon, bukan kambing tetapi gagasan kita tentang kambing. jadi yang kita alami ini adalah dunia gagasan, dunia fenomenal. lalu dimana dunia yang real? dunia yang sesungguhnya yang bersembunyi dibalik fenomena ini? menurut Kant, Benda tidak bisa diketahui. dari situlah kemudian Schopenhauer mencari lebih jauh tentang realitas dibalik fenomena benda. menurutnya fenomena tentang prilaku, fenomena tentang alam, gagasan tentang benda-benda semuanya digerakan oleh keinginan-keinginan atau kehendak untuk hidup.
sebenarnya aku tidak ingin menuliskan pemikiran Schopenhauer disini, karena aku sendiri sudah lupa tentang "kehendak" lebih jauh. lupa karena sudah 8 tahun tidak pernah membaca buku filsafat dan lupa karena pada saat belajar filsafat pengetahuan ku masih sangat dangkal. dengan kata lain aku lebih sering mbolos kuliah daripada berada di perpustakaan atau ruang belajar dengan tekun seperti teman-temanku di STF pada umumnya. tetapi yang menarik dan melekat dalam ingatanku justru kisah kehidupan dari sosok filsuf ini.
Sejak kecil Scopenhauer sudah dimanja oleh orangtuanya yang kaya raya, namun sejak usia belasan tahun Dia sudah sangat pesimis dengan kehidupan, karena sejak usia muda dia merasa tersentak terhadap pahitnya kehidupan, dia melihat berbagai penyakit, dan penderitaan lainnya yang dialami manusia, lebih-lebih tidak lama kemudian Dia ditinggal mati ayahnya karena bunuh diri.
Namun meski pendidikannya dimulai dari bisnis dan perdaganga, sesuai keinginan ayahnya, Scopenhauer akhirnya bisa mendalami filsafat dan akhirnya berkat pengetahuannya, Dia diangkat menjadi dosen di Universitas Berlin. di universitas inilah sosok Scopenhauer memperlihatkan kesombongannya, Dia merasa lebih hebat dari Hegel. untuk membuktikan kehebatannya dibanding dengan Hegel, dia menantang Hegel dengan cara mengambil jam kuliah yang sama pada saat jam Hegel memberi kuliah. dampaknya ialah ruang kelas Scopenhauer kosong sementara Hegel lebih banyak pendukungnya. karena itulah dia mulai meninggalkan universitas untuk selamanya.
Scopenhauer hidup membujang, tapi dirumahnya yang besar dia bersenang senang dengan gonta-ganti wanita meski tidak ada satupun yang dinikahinya, dia banyak membuat tulisan dan dijadikan buku lalu diterbitkan, karena bukunya tidak laku, maka dia memborong bukunya sendiri ke toko-toko supaya terlihat seolah-olah buku yang dia tulis habis dibeli orang.
selama kehidupannya, dia merasa ketakutan yang hebat, meski menjadi orang yang kaya karena warisan, Scopenhauer merasa seolah-olah dia terancam, setiap hari dia selalu menaruh pistol disamping tempat tidurnya. teman-temannyapun tak banyak karena dia tidak suka bergaul. berkawan baginya hanya buang-buang waktu saja. maka semasa hidupnya satu-satunya temannya adalah seekor anjing Pudel.
Scopenhauer, sosok pemikir yang mewarisi kekayaan orang tuanya yang melimpah tetapi hidupnya tidak bahagia. karya-karyanya juga baru diakui setelah dia meninggal dunia.
namun Scopenhauer tidak sendri karena banyak orang yang dihargai setelah kematian menjemputnya.
Minggu, Maret 02, 2008
Ilahi
mengupas kelopak demi kelopak kebenaran
mencicip sari keindahan
namun tiada juga asa sang ada
karena Sang ada bersemayam didalam jiwa.
Selasa, Februari 19, 2008
Konspirasi Membungkam Sang Mayor

Hatiku beku dadaku bergetar
Tak lagi merasakan air mata yang mengalir
Tak ada lagi tawamu kawan…
petikan gitar dari tangan lincah Gastao Salsinha seakan mengiringi getirnya hari-hari terakhir Alfredo Reinado Alves sebelum sebuar peluru tajam menghentak tepat dikepalanya, dari mata tembus menyobek kulit belakang kepala Sang Mayor.
Medio 11 february 2008, mejadi hari bersejarah di Timor Leste. hari bersejarah yang masih menyisakan banyak teka-teki dalam masyarakat. layaknya sebuah sejarah politik yang tidak akan mudah diungkap sebagaimana yang sudah dicatat dan dibacakan oleh media sebagai sejarah. dan disinipun telah dibacakan Sang Mayor Alfredo Reinado Alves adalah Pemberontak terhadap pemimpin yang berdaulat.
Indonesia setelah 20 tahun Merdeka
Medio tahun 1965-1966 dimulailah sejarah kelam bangsa Indonesia dalam upaya menggulingkan Presiden pertama RI Soekarno. Dalam hal ini sejarah (dalam teks yang dibuat media Orde Baru) mencatat bahwa tergulingnya kekuasaan Bung Karno akibat dari dimulainya Pemberontakan dan pembunuhan terhadap para Jendral Angkatan darat yang dilakukan oleh Partai terbesat saat itu yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan isu utama Dewan .
Senin, Februari 11, 2008
TEWASNYA ALFREDO
Pagi tadi tidak seperti biasanya Sebastian datang lebih awal jam 7.00 WTL (Jam 6 Pagi). dengan ketukan yang keras dia berteriak.. Pak Priyo... Pak Priyoo.. aku langsung terhenyak. buyar semua mimpi-mimpi yang tersisa di pagi ini. padahal satu-satunya hiburan yang sehat di Dili adalah bisa bermimpi.
antara sadar dan tidak kubuka pintu kamar. "Ada Apa Bas?" teriakku dengan rasa ingin tahu.
"Mayor Pak.. Mayor menyerang Presidente Ramos Horta" "tadi ada tembakan, kolega bilang Maor menyerang Ramos". sahut Bastian sang supir yang sangat loyal.
Tak lama kemudian terdengar suara tembakan dari arah gunung Lahane. Semua orang-orang disekitar Villa Verde, hotel tempat aku menginap dalam satu bulan ini berkerumun saling bergunjing satu dengan yang lain "wah Katuas" "katuas juga diserang" uajr salah seorang, 'ya beritanya memang begitu Katuas diserang Mayor" tapi Mayor tertembak oleh pengawalnya Katuas".
"Pak informasi di radio Mayor tertembak" "Mayor Mati" kata Bastian sambil berkaca-kaca. "Ah tapi tidak mungkin semudah itu, Mayor Tidak akan mati, Mayor punya biru" ujarnya berulang ulang. memang selama ini sejak satu setengah tahun yang lalu Bastian ikut aku, dia juga dijadikan salah satu informan Mayor. karena beberapa kali situasi politik sedang genting, Mayor akan menghubungi person kontaknya yang tersebar di Dili, dari mulai pejabat sampai tingkat sopir seperti Bastian untuk memastikan situasi.
Informasi masih simpang siur. segera kuhubungi teman baikku Maung Quim Gusmao yang juga keponakan Perdana Mentri Xanana Gusmao yang lebih akrab di sapa "Katuas'.
"Hai Pak Prio, Bondia, Pak Prio Tenang saja, saya selamat, Katuas juga selamat, sekarang kami masing-masing berada diwilayah steril, Pak Prio jaga diri saja" Cerocos Maung Quim seolah bisa membaca pertanyaan yang masih berkecamuk di benakku pagi ini. "Maung, bagaimana dengan Mayor?" tanyaku, "informasi sementara Mayor tertembak, tapi ini masih simpang siur, ada yang bilang Mayor mati di kediaman Ramos, t api tadi aku telpon teman di FDTL katanya Mayor tertembak di Lahane tapi..." telpon terputus. signal telpon pagi ini menghilang, karena setiap orang yang memiliki HP semuanya memencet tombol untuk mengetahui kejadian subuh tadi.
tanpa sikat gigi dengan pepsodent supaya senyum lebih hidup, tanpa kopi dan sarapan Roti Paung yang menyangkut diperutku terlebih dahulu seperti biasa jika menyambut pagi, (Paung adalah roti khas timor yang terbuat dari terigu dan keras), aku segera mengajak Bastian untuk ke BTK (Bakti Timor Karya) untuk menemui Pak Frans. Pak Frans adalah salah satu "Laota" "pengusa wilayah'. dalam tradisi kaum
memasuki ruang kerja pribadinya Pak Frans, langsung terasa nuansa religiusnya, sebuah foto para martir dan Santo, ada juga santo yang kukenali yaitu Fransiskus Xaverius yang ditaruh dibawah foto Bunda Maria yang dianggap sebagai dewi Quan in, lalu ada slib dan lilin warna merah yang masih menyala, dibalik gambar Santo-santo, kulihat seekor cicak yang mengintip ketakutan karena kuketahui tempat persembunyiannya. tak sampai kubuat lari cicak itu karena sapaan pak Frans "Apa kabar Pak Radius". lagi-lagi salah ucap. karena orang-orang di Dili ada yang mengenaliku dengan nama Prio, tapi tak kalah banyak yang memanggilku Tadius. mereka lebih senang menggunakan nama Babtis atau nama gereja. yang buatku lebih keren. namun khusus Pak Frans dia selalu memanggil dengan nama yang baru "Radius". mungkin dia pernah dekat dengan Radius Prawiro. aku tak tahu.
"Selamat pagi Pak kabar Baik Pak terima kasih" biasa orang timur selalu basa basi dahulu. "duduk Pak Radius" ajak Pak Frans yang selalu kuterjemahkan sebagai "perintah". lha boss saya saja Pak Hidajatno sangat sungkan dengan Laota ini, apalagi saya, jadi pasti apa yang keluar dari Laota ini selalu saya terjemahkan sebagai "Sabda" yang harus dijalankan. dengan agak gemetar dan khas Jawa yang sulit hilang yaitu takut salah aku pun memberanikan diri bertanya "Gimana Pak Frans kabar hari ini? saya dengar Alfredo menyerang kediaman Ramos Horta, dan tewas disana. bagaimana dengan Katuas". tanyaku dengan bahasa indonesia yang kalau direkam dan diputar ulang akan terdengar cegkokan "Medok"nya.
"Iya Pak Radius, Mayor sudah tertembak, tapi sekarang FDTL sudah menguasai situasi, Katuas sudah selemat tapi mobil yang Beliau pakai hancur" kata Pak Frans "Afuk sekarang sedang pergi cari informasi karena semua telepon sekarang ngadat" imbuhnya.
"Saya sudah bilang sama Afuk ini bulan hati-hati dengan Kuda, pasti ada jebakan. ini dibuku ini sudah tertulis bahwa Shio Kuda harus hati-hati dari bulan january sampai bulan Februari ini karena di tahun Tikus, Kuda sedang berada dalam posisi yang paling bawah, Nah kalau Katuas memang dilindungi dan Beliau akan selamat sampai 60 tahun berikutnya, karena tradisi kita setiap orang yang terbebas atau luput dari pembunuhan berencana maka selama 60 tahun berikutnya dia akan aman-aman saja". khas Pak Frans yang sedang berbicara dari sudut Spiritualitas.
tak lama kemudian Afuk datang, langsung menceritakan kabar yang dia dapatkan.
"Mayor tertembak di matanya tembus sampai batok kepalanya yang belakang, otaknya keluar berceceran, sekarang dibawa kerumah sakit untuk diotopsi, Ramos Horta juga tertembak di Perut dan punggungnya, sekarang sedang di operasi di Rumah sakit Camp tentara Australia di Aimutin, sekarang sedang diatur untuk dibawa ke Australia". kata Afuk berapi-api sambil memperagakan gerakan yang didak nyambung dengan ceritanya. "Mayor tertembak di Lahane oleh pengawal Katuas, sementara yang menyerang Ramos Shalshina".
sampai sore hari kota Dili menjadi lumpuh, semua orang berkerumun untuk membicarakan Mayor, Xanana dan Ramos Horta. semua bercerita tentang konspirasi, jebakan, lulik, biru atau ilmu hitam dan lainya yang terkait dengan aji-aji.
akhirnya Dili berada dalam satu babak lagi kemuraman yang ditandai diberlakukannya darurat militer dan jam malam. dari jam 20.00 - 06.00 masyarakat tidak ada yang boleh berada diluar rumah meskipun dihalaman rumahnyapun dilarang.
dan Dili kembali berada dalam tanda tanya besar "Kapan kekerasan ini berakhir", ditambah lagi pertanyaan 1 juta rakyat timor dan ribuan pendatang 'siapa dan kenapa mereka saling membunuh?"
aku hanya membhatin, jelas ini sebuah konspirasi besar.
Minggu, Januari 06, 2008
Menyambut Tahun Baru...
kenapa kau biarkan sepi hadir dalam jiwa...
kau biarkan duka lara merangkak dimalam ini..
dan lagi...
kau biarkan bencana mengulang dinegri kami...
bagai tahun yang mengulang ditahun berikutnya...
didalam sepetak kamar disudut kota Dili... aku melalui malam ini dengan perasaan yang bercampur aduk. malam yang terasa sangat sepi...
Sabtu, Januari 05, 2008
Soeharto

ijo royo-royo
Anak Setan Perut Gendut SUHARTO
Ijo Royo-royo...
ijo royo-royo...
Anak Setan Mata Belok HABIBIE
Ijo Royo-royo...
ijo royo-royo...
Anak Setan tukang Tembak WIRANTO
Habibie Punya Lakon... Wiranto yang di kasih...
Prabowo Marah-marah
Datang Rakyat BUBARRR...
Diatas kursi roda yang bergulir mengintari sebuah rumah Sakit, terlihat sosoknya kian lemah namun senyumnya tetap ramah... sesekali dengan senyum khasnya orang itu melambaikan tangan kepada wartawan dan massa yang berdesakan ingin melihat sososk tuanya. Dia adalah seorang kakek yang kesepian dalam dekade 10 tahun terakhir... hujatan, cacian, kutukan, sumpah serapah dan tuntutan setiap hari terus bergulir pada Kakek yang makin renta ini... seolah Dia adalah sosok yang tidak layak untuk menikmati masa tuanya dengan tenang.
Sosok itulah Suharto, mantan presiden RI yang sudah 32 tahun menjadi presiden dan dielu-elukan sebagai Bapak Pembangunan Nasional. namun kejayaannya harus berakhir seiring tekanan dari masyarakat yang begitu kuat agar Suharto mengundurkan diri dari presiden.
sebuah kisah yang oleh Dewi Ambar Sari - Lazuardi Adi Sage disebut dengan sebuah pepatah "Habis Manis Sepah Dibuang".
"siapapun mengakui, dibawah kepemimpinan Pak Harto-lah bangsa Indonesia pernah mengalami kemajuan yang signifikan... namun ibarat pepatah habis manis sepah dibuang. begitulah nasib Pak Harto.. dan ironisnya lagi, orang tua yang sudah tidak berdaya ini dijadikan konsumsi politik" begitulah antara lain potongan tulisan dalam buku yang berjudul "Pak Harto, Habis manis sepah dibuang"
Dan kini sejak tiga hari yang lalu tanggal 3 januari 2008, kondisi kesehatan Suharto makin lemah dan kritis akibat sakit yang dideritanya. desakan supaya masyarakat dan bangsa memaafkan Suharto semakin gencar dikumandangkan oleh tokoh-tokoh masyarakat. Partai Golkar tak mau ketinggalan tanggal 6 januari 2008, melalui Muladi, partai Golkar mendesak pemerintah untuk tidak menindaklajuti proses hukum Suharto mengingat jasa-jasanya selama 32 tahun membangun Indonesia dan kondisi Suharto pada saat ini yang tidak memungkinkan lagi diproses secara hukum. desakan untuk memaafkan Suharto juga di sambut dibeberapa daerah lewat doa bersama yang dilakukan masyakat Solo, yang khusus mendoakan Suharto.
Apakah Suharto benar-benar tidak bisa dimaafkan atas segala jasanya? apakah kita bansa yang tidak beragama sehingga untuk memberi maaf kepada seorang kakek tua yang renta saja kita begitu sulit? dimana rasa kemanusiaan kita?
Korupsi
Transparency International, lembaga internasional yang mengadakan riset tentang korupsi di dunia, menyatakan bahwa mantan presiden Suharto adalah koruptor yang paling kaya di dunia. Hal itu dilaporkan dalam Global Corruption Report yang baru-baru ini diumumkan oleh lembaga internasional tersebut, dan diberitakan oleh berbagai kantor-berita, radio dan suratkabar luarnegeri. Menurut laporan tersebut, kekayaan Suharto dari hasil korupsi mencapai US$ 15-35 milyar, dan sebagian besar di antaranya diduga kuat hasil jarahan selama 32 tahun berkuasa sejak 1967. laporan Transparency International tersebut dirilis dalam majalah TIME -24 mei 1999.
Suharto: US$15-US$35 miliar (Indonesia, 1967-98), Ferdinand Marcos: $5-10 miliar (Philippina, 1972-86), Mobutu Sese Seko: $5 miliar (Zaire, 1965-97), Sani Abacha: $2-5 miliar (Nigeria, 1993-98) , Slobodan Milosevic: $1 miliar (Yugoslavia, 1989-2000), J-C Duvalier: $300-800 juta (Haiti, 1971-86), Alberto Fujimori: $600 juta (Peru, 1990-2000), Pavlo Lazarenko: $114-200 juta (Ukraina, 1996-97, ) Arnoldo Aleman: $100 juta (Nicaragua, 1997-2002), Joseph Estrada: $78-80 juta (Philippina, 1998-2001).
Jumlah Kekayaan Suharto
SEKTOR | ASSET DAN TUNAI YANG DIPEROLEH KELUARGA SELAMA 30 TAHUN LEBIH |
Minyak dan gas | $ 17.000.000.000 |
Kehutanan dan perkebunan | $ 10.000.000.000 |
Bunga deposito | $ 9.000.000.000 |
Petrokimia | $ 6.500.000.000 |
Pertambangan | $ 5.800.000.000 |
Perbankan dan jasa keuangan | $ 5.000.000.000 |
Properti di Indonesia | $ 4.000.000.000 |
Import pangan | $ 3.600.000.000 |
TV, Radio, Penerbitan | $ 2.800.000.000 |
Telekomunikasi | $ 2.500.000.000 |
Hotel dan turisme | $ 2.200.000.000 |
Jalan tol | $ 1.500.000.000 |
Perusahaan penerbangan dan jasa angkasa | $ 1.000.000.000 |
Produksi dan distribusi tembakau | $ 1.000.000.000 |
Kendaraan | $ 460.000.000 |
Penghasil daya | $ 450.000.000 |
Manufaktur | $ 350.000.000 |
Properti di luar negeri | $ 80.000.000 |
T O T A L | $ 73.240.000.000 |
KEKAYAAN SAAT INI | $ 15.000.000.000 |
Sumber: TIME, konsultasi dengan lima ahli independen
Menurut Transparency International kekayaan Suharto antara sekitar US$ 15-35 miliar (atau sekitar Rp 127,5 - Rp 297,5 triliun dengan kurs Rp 8.500). sejumlah angka yang fantastis. mecengangkan!bagaimanapun caranya, JELAS bahwa kekayaan yang begitu besarnya tidak mungkin didapat dari kerja keras Suharto selama menjadi Presiden dengan jujur, atau dari usahanya mengumpulkan gajinya selama 32 tahun menjabat presiden. kekayaan tersebut jelas didapat dari berbagai suber-sumber perusahaan yang korup yang tidak hanya dilakukan oleh Suharto sendiri tetapi juga oleh anak-anaknya Tutut, Sigit, Bambang, dan Tommy, dengan kerjasama banyak pihak (kroni-kroninya).
Nama | Kekayaan ($) | Perusahaan |
Siti Hardiyanti Rukmana "Tutut" | 700 juta | Citra Lamtoro Gung Group |
Bambang Trihatmojo | 3 milyar | Bimantara Citra |
Hutomo Mandala Putra "Tommy" | 800 juta | Humpuss Group |
Sigit Harjoyudanto | 800 juta | Humpuss Group |
Siti Hutami Endang Adiningsih "Mamiek" | 30 juta | Manggala Krida Yudha |
Siti Hediati Hariyadi "Titiek" | 75 juta | Banyak |
Pelanggar HAM
Barangkali, tidak sedikit orang yang terkejut atau tidak setuju, bahkan marah (!), ketika mendengar ungkapan bahwa Suharto adalah penjahat terbesar bangsa kita. Ini bisa dimengerti, karena nama Suharto pernah - secara luar biasa !- disanjung-sanjung , atau dielu-elukan, atau “dihormati” selama 32 tahun rezim militer Orde Baru. Padahal, kalau ditilik secara serius, julukan penjahat terbesar untuk Suharto adalah sudah sepantasnya, atau sudah selayaknya, dan bahkan sudah semestinya. Ini bukanlah ungkapan yang “kebablasan” atau sekadar kata-kata yang “sembarangan”. Di kemudian hari, dalam sejarah Indonesia, nama Suharto harus ditulis seadil-adilnya dan menurut kebenaran, sesuai dengan besarnya kejahatan dan pengkhianatannya terhadap kepentingan rakyat dan revolusi.
Sekarang makin jelaslah bagi banyak orang bahwa Suharto bukanlah “penyelamat rakyat Indonesia”, bukan “bapak pembangunan” dan bukan pula “pahlawan”, dan bukan juga “pengayom bangsa” seperti yang digembar-gemborkan dengan gegap-gempita selama puluhan tahun. Sebaliknya, makin banyak bukti bahwa Suharto adalah pengkhianat besar terhadap pemimpin bangsa Bung Karno, karena bersekutu (pada waktu itu) dengan kekuatan asing (terutama AS dan Inggris) untuk menghancurkan kekuatan revolusioner rakyat Indonesia. Di samping itu, cukup banyak bukti (dan banyak saksi) yang menunjukkan bahwa Suharto adalah pelanggar besar HAM, dengan dibantainya 3 juta orang dalam tahun 1965 dan di-tapol-kannya ratusan ribu orang dalam jangka waktu yang lama sekali (lih. Catatan A Umar Said, 2004).
Lalu...
Kembali kepada pertanyaan diawal, apakah kita tidak memiliki 'hati' untuk bisa memaafkan Suharto, karena jasa-jasa beliau yang dianggap cukup besar?
atau memang sudah selayaknya Suharto harus seret kepengadilan atas segala kejahatan HAM, manipulasi, pembodohan, korupsi, dan penyelewengan kekuasaan lainnya selama 32 tahun berkuasa?
seperti yang biasa di teriakan oleh jutaan mahasiswa indonesia era 1997:
tiga puluh dua tahun rakyat di bodohi...
tiga puluh dua tahun rakyat di bohongi...
lawan...lawan..lawan..nan menang hancurkan rezim penindas rakyat...
gantung... gantung... gantung suharto.. gantung suharto ditugu monas...